Rabu, 25 Januari 2017

Albumin dan terapi diuretik

ALBUMIN DAN TERAPI DIURETIK

Albumin sari ikan gabus juga seringkali dipakai untuk meningkatkan respons terhadap diuretik pada pasien sirosis dengan komplikasi asites. Latar belakang teorinya adalah kekurangan albumin untuk mengikat furosemid sehingga obat Cuma beredar di plasma dan tidak berhasil mencapai nefron proksimal. Akibatnya terapi diuretika tidak akan memberikan respons yang baik. Ketika ditambahkan albumin volume distribusi akan menurun, obat akan diikat dan dibawa ke ginjal untuk kemudian keluar bersama urine sehingga diuresispun membaik. Studi untuk mempelajari mekanisme ini antara lain dilakukan pada mencit dengan analbuminemik yang menunjukkan volume distribusi furosemid 10 kali lipat dibanding mencit normal. Penelitian pertama pada pasien sirosis hati dilakukan oleh Wilkinson dan Sherlock dan dilaporkan dalam jurnal Lancet tahun 1962. Disebutkan bahwa kombinasi albumin dan diuretika memberikan perbaikan keluhan subyektif. Setelah itu tercatat enam penelitian lain berkaitan dengan manfaat pemberian albumin bersamaan dengan diuretika.20,21

Penelitian dengan kontrol secara acak oleh Gentilini dkk merupakan salah satu studi dengan metodologi cukup baik dalam membandingkan efek kombinasi albumin dan diuretika dengan diuretika saja. Subyeknya adalah pasien sirosis hati yang tidak respons dengan tirah baring dan diit rendah garam. Pada tahap pertama albumin 12,5 gr/hari (50 ml albumin 25%) diberikan tiap hari selama seminggu. Pada tahap kedua albumin diberikan 25 gr/minggu pada tahun pertama dan setiap 2 minggu pada tahun kedua dan ketiga. Uji klinis tahap pertama menunjukkan bahwa terapi kombinasi lebih efektif daripada diuretik saja dalam mengatasi asites (p<0,05) dan berhasil memperpendek lama perawatan di rumah sakit (20 hari vs 24 hari, p<0,05). Pada fase kedua terlihat bahwa pemberian albumin dan diuretika jangka panjang memperkecil probabilitas terjadinya asites secara bermakna dalam 12, 24, dan 36 bulan (19%, 56%, 69%) dibandingkan diuretika saja (30%, 79%, 82%). Angka perawatan ulang di rumah sakit juga lebih rendah pada terapi kombinasi (15%, 56%, 69% versus 27%, 74%, 79% ; p<0,02). Sayangnya penelitian ini tidak memperlihatkan perbedaan kesintasan (survival) diantara kedua kelompok.22

Untuk membuktikan dampak terapi kombinasi albumin dan diuretika jangka panjang terhadap kesintasan (survival), sekelompok peneliti dari Florence melakukan uji klinis pada 100 pasien sirosis. Terapi kombinasi diberikan selama dua tahun dengan medianpengamatan 84 bulan. Kelompok pertama (54 pasien) mendapatkan terapi diuretika dan infus albumin 25 gram/minggu selama 1 tahun dan selanjutnya 25 gram setiap 2 minggu, sedangkan kelompok kedua (46 pasien) hanya diuretika. Hasilnya kelompok satu memiliki angka ketahanan hidup rata-rata 108 bulan sedangkan kelompok dua hanya sebesar 36 bulan (p<0,05). Berulangnya kembali asites pada kelompok satu sebesar 38,88%, sedangkan pada kelompok dua sebesar 84,78% (p<0,0001). Tidak didapatkan efek samping selama pemberian terapi albumin jangka panjang. Disimpulkan bahwa pemberiaan albumin jangka panjang menurunkan angka rekurensi terjadinya asites dan meningkatkan angka survival pasien.23

Data-data di atas cukup kuat untuk menunjang pemberian infus albumin sebagai obat pasca operasi caesar . Walaupun begitu harga albumin yang lumayan tinggi membuat terapi kombinasi tidak jadi protokol rutin dalam penatalaksanaan asites, kecuali pada kasus tertentu seperti asites masif, komplikasi hernia atau gangguan pernafasan.

Hubungi Kami
Terdapat 5 Agen SAIKANKU – Sari Ikan Gabus yang tersebar
Balikpapan, Medan, Jakarta, Surabaya, Blitar
Harga satu paket SAIKANKU- Sari Ikan Gabus berisi dua botol ukuran 24 ml
HANYA Rp 125.000 saja.
Cukup murah jika dibandingkan dengan produk impor yang harganya 2,8 juta rupiah untuk sekali suntik.

SMS 0812 6999 8863
Whatsapp 0812 6999 8863
Telegram 0812 6999 8863
BBM D2CED327

Tidak ada komentar:

Posting Komentar